Abstraksi
Dalam beberapa tahun belakangan Manajemen Publik menjadi isu yang
populer di dunia empirisme, Manajemen publik telah menjadi isu penting
bagi sektor publik .Tulisan ini mencoba menyajikan apa itu Manajemen
Publik dan hal-hal yang berhubungan dengan Manajemen Publik itu sendiri.
Pendahuluan
Secara mendasar dapat diartikan, manajemen publik merupakan
penelitian interdisipliner aspek generik organisasi. Merupakan perpaduan
dari perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian fungsi manajemen
dengan manajemen sumber daya manusia, keuangan, informasi fisik, dan
sumber daya politik.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa manajemen publik merupakan
sebuah kinerja kompleks dari aktornya yaitu pemerintah dan seluruh
pegawainya untuk melayani publik dengan sebaik-baiknya dan publik merasa
terpenuhi semua keinginannya dengan baguya kinerja atau pengaturan dari
dalam organisasi publik itu sendiri. Pengaturannya yang bukanlah murni
untuk sekedar mencapai profit organisasi melainkan melayani konsumen
yang berupa masyarakat sehingga harus memperhatikan manajemen semua
aspek yang menjadi penunjang kinerja organisasi.
Manajemen publik merupakan media ataupun aktor penentu yang memiliki
peran dalam setiap permasalahan social dan hal tersebut dilakukan dengan
bentuk wacana atau debat dan melakukan perbaikan serta melaksanakan
setiap amanah rakyat sebagai bentuk akuntabilitas kepada rakyat. Peran
seperti ini sangat terlihat pada pemerintah dan setiap aktor pembuat
kebijakan dan pengatur setiap masalah dan pengaturan sosial.
Fokus manajemen publik sendiria dalah strategi yang berkaitan dengan
lingkungan eksternal dan misi dan tujuan organisasi. Manajemen tidak
hanya terjadi dalam konteks pemerintahan. Untuk pengertian di atas cukup
jelas menerangkan akan bagaimana bentuk focus dan lokus manajemen
publik, dimana focus manajemen publik adalah strategi yang diciptakan
untuk menyelesaikan masalah yang ada di lingkungan eksternal dan
internal organisasi. Dan juga dikatakan bahwa manajemen itu tidak hanya
terjadi dalam konteks pemerintahan, sehingga dapat juga dikatakan bahwa
organisasi apapun yang mengurusi dan melayani publik adalah organisasi
publik dan harus menggunakan konsep pelayanan publik atau manajemen
publik.
Latar Belakang Manajemen Publik
Ilmu Administrasi Negara sebagai suatu kajian ilmu, dapat dikatakan
masih berusia muda dan belum matang sepenuhnya. Baru mulai dibahas atau
dianggap sebagai suatu cabang ilmu tersendiri pada awal abad ke 20,
sehingga wajar dalam perkembangannya masih mengalami pergantian
paradigma yang cukup signifikan dan terkadang paradigma yang baru nampak
sebagai reaksi terhadap paradigma yang lama (yang dalam beberapa
kejadian merupakan kebalikan dari paradigma sebelumnya).
Perubahan-perubahan paradigma dalam melihat Ilmu Administrasi Negara itu
tentunya sangat berpengaruh pada perkembangan Manajemen Publik,
sebagai bagian takkan terpisahkan dari Ilmu Administrasi Negara.
Perubahan paradigma yang mewarnai perjalanan Ilmu Administrasi Negara
selama satu abad ini, dan juga mempengaruhi pengertian kata public dari
kata Manajemen Publik yang berkonsekuensi pada perubahan Manajemen
Publik.
A. Definisi Manajemen Publik
Pada dasarnya manajemen public yaitu Manajemen instansi Pemerintah.
Menurut pendapat “Overman” Manajemen Publik adalah suatu studi
interdisipliner dari aspek-aspek umum organisasi, dan merupakan gabungan
antara fungsi manajemen, seperti planning, organizing, dan controlling,
SDM, keuangan, fisik, informasi dan politik Manajemen Publik merupakan
bagian dari Ilmu Administrasi Negara yang mempunyai ruang lingkup yang
sempit. Pada dasarnya Manajemen Publik berusaha mempelajari
proses-proses manajerial dalam sector publik . Dalam hal ini Manajemen
Publik banyak meminjam prinsip-prinsip Manajemen dari Ilmu Ekonomi
dengan sedikit modifikasi untuk menyesuaikan dalam pengaplikasikannya di
sector publik
B. Paradigma Manajemen
Perkembangan Manajemen Publik dipengaruhi oleh beberapa pandangan, yaitu :
a) Manajemen Normatif
Manajemen Normatif menggambarkan apa yang sebaiknya dilakukan oleh
manajer dalam proses Manajemen. Pendekatan Manajemen Normatif melihat
manajemen sebagai suatu proses penyesuaian tugas atau penyesuaian
tujuan. Efektivitas dari proses tersebut diukur dari apa kegiatan
organisasi yang direncanakan, diorganisir, dikoordinasikan, dan
dikontrol secara efisien.
b) Manajemen Deskriptif
Manajemen Deskriptif menggambarkan apa yang dilakukan oleh manajer
ketika menjalankan tugasnya. Pendekatan Manajemen Deskriptif dapat
diamati dari fungsi manajemen yang benar-benar dijalankan, yang terdiri
dari kegiatan-kegiatan personal, interaktif, administratif, dan teknis.
1. Jenis Pertama
adalah kegiatan personal, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh manajer
untuk mengatur waktunya sendiri, berbicara dengan para broker,
menghadiri pertandingan dan kegiatan-kegiatan lain yang mengemukakan
dirinya atau keluarganya. Seorang manajer yang berhasil biasanya
mengatur kegiatan personal lebih sukses dalam memimpin organisasi.
2. Jenis Kedua
adalah kegiatan interaktif, biasanya manajer menggunakan banyak waktu
untuk melakukan interaksi dengan bawahan, atasan, customer, organisasi
lain dan pemimpin- pemimpin masyarakat. Peran manajer dalam konteks
tersebut terdiri dari interpersonal, informasional, dan decision making
3. Jenis Ketiga
adalah administratif. Kegiatan ini mencakup kegiatan surat-menyurat,
persediaan dan pengaturan budget, monitoring kebijakan dan prosedur,
serta penanganan masalah kepegawaian.
4. Jenis Keempat
adalah teknis. Kegiatan ini merupakan kegiatan seorang manajer untuk
memecahkan masalah-masalah teknis, melakukan supervise terhadap
pekerjaan teknis dan bekerja dengan menggunakan peralatan dan
perlengkapan.
c) Manajemen Stratejik
Manajemen Stratejik menggambarkan suatu cara memimpin organisasi
untuk mencapai misi, tujuan dan sasaran. Pada dasarnya Manajemen
Stratejik merupakan perpaduan antara konsep manajemen dan stratejik.
Manajemen dapat diartikan sebagai proses menggerakkan orang dan bukan
orang untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan Stratejik dapat
diartikan sebagai kiat, cara atau taktik yang dirancang secara
sistematik dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen dalam rangka
mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
d) Manajemen Publik
Manajemen Publik menggambarkan apa yang sebaiknya dilakukan dan
kenyataan yang dilakukan oleh manajer public di instansi pemerintah.
Warna manajemen publik dapat dilihat pada masing-masing paradigma,
misalnya dalam :
• Paradigma pertama, pemerintah diajak mengembangkan sistem
rekruitmen, ujian pegawai, klasifikasi jabatan, promosi, disiplin, dan
pensiunan yang baik. Manajemen SDA dan barang atau jasa harus diupayakan
akuntabel, agar tujuan Negara dapat dicapai.
• Paradigma Kedua, dikembangkan prinsip-prinsip manajemen yang
diklaim sebagai prinsip-prinsip universal, yang dikenal sebagai POSDCORB
( planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting
dan budgeting ).
• Paradigma Ketiga, pada dasawarsa 1990an , berkembang model
manajemen pubik baru (The New Public Management) yang telah membawa
inspirasi baru bagi perkembangan manajemen publik di berbagai Negara.
Dalam manajemen publik baru ini pemerintah di ajak untuk :
1. Meninggalkan paradigma administrasi tradisional dan menggantikannya dengan perhatian kinerja atau hasil kerja.
2. Melepaskan diri dari birokrasi klasik dan membuat situasi dan kondisi organisasi, pegawai dan para pekerja lebih fleksibel.
3. Menetapkan tujuan dan target organisasi dan personil lebih jelas,
sehingga memungkinkan pengukuran hasil melalui indikator yang jelas,
lebih memperhatikan evaluasi program yang lebih sistematis,dan mengukur
dengan menggunakan indikator ekonomi, efisien dan efektifitas.
4. Staf senior lebih berkomitmen secara politis dengan Pemerintah sehari-hari.
5. Fungsi pemerintah adalah memperhatikan pasar, kontrak kerja
keluar, yang berarti pemberian pelayanan, tidak selamanya
melalui birokrasi saja (melibatkan sector swasta).
6. Fungsi pemerintah dikurangi melalui privatisasi, semuanya
menggambarkan bahwa The New Public Management memusatkan perhatiannya
pada hasil dan bukan pada proses lagi.
e) Manajemen Kinerja
Surya Darma mengatakan bahwa manajemen kinerja merupakan suatu proses
yang dirancang untuk meningkatkan kinerja organisasi, kelompok dan
individu yang digerakkan oleh para manajer. Pada dasarnya manajemen
kinerja adalah suatu poroses yang dilakukan secara sinergi antara
manajer, individu, dan kelompok terhadap suatu pekerjaan di dalam
organisasi.
C. Fungsi-Fungsi Manajemen
Menurut Danovan dan Jackson, tugas manajemen ada 5 yaitu :
A. Perencanaan (planning), adalah ;
1) pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi.
2) penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur,
metoda, system, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan.
Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada organisasi
tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk pencapaian
tujuan-tujuan itu. Disamping itu, rencana memungkinkan ;
1) Organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan.
2) Para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang konsisten dengan berbagai tujuan dan prosedur terpilih.
3) Kemajuan dapat dimonitor dan diukur, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan.
Semua fungsi lainnya tergantung pada fungsi ini, dimana fungsi lain
tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang
tepat, cermat dan kontinu. Sebaliknya perencanaan yang baik sangat
tergantung pelaksanaan efektif fungsi-fungsi lain.
B. Pengorganisasian (organizing), adalah ;
1) Penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.
3) Penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian.
4) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
Organisasi perlu dirancang dan dikembangkan, agar dapat melaksanakan
berbagai program secara sukses, dalam rangka mencapai tujuan dan rencana
yang telah ditetapkan. Manajer perlu mempunyai kemampuan untuk
mengembangkan dan kemudian memimpin tipe organisasi yang sesuai dengan
tujuan, rencana dan program yang telah ditetapkan.
C. Penyusunan Personalia (staffing), adalah penarikan (recruitmen),
latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi para
karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif. Dalam
pelaksanaan fungsi ini manajemen menentukan persyaratan-persyaratan
mental, fisik, dan emosional untuk posisi jabatan yang ada melalui
analisa jabatan, deskripsi jabatan dan kemudian menarik karyawan yang
diperlukan dengan karakteristik personalia tertentu, antara lain;
keahlian, pendidikan, umur, latihan dan pengalaman. Fungsi ini mencakup
kegiatan-kegiatan seperti pembuatan system penggajian untuk pelaksanaan
kerja yang efektif, penilaian karyawan untuk promosi, latihan dan
pengembangan karyawan.
D. Pengarahan (leading) secara sederhana, adalah membuat atau
mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus
mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan
pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti, komunikasi,
motivasi, dan disiplin. Fungsi leading, sering disebut; directing,
motivating, actuating, dan lain sebagainya. Kegiatan pengarahan langsung
menyangkut orang-orang dalam organisasi.
E. Pengawasan (controlling), adalah; penemuan dan penerapan cara dan
peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan
yang telah ditetapkan. Pengawasan positif adalah mencoba untuk
mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisien dan efektif,
sedangkan pengawasan negatif adalah; mencoba untuk menjamin bahwa
kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau
terulang kembali.
Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup unsur-unsur ;
1) penetapan standar pelaksanaan.
2) penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan.
3) pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang ditetapkan.
4) pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar.
Semua fungsi-fungsi manajemen harus dilaksanakan oleh manajer kapan
saja dan dimana saja kelompok-kelompok diorganisasi, walaupun ada
perbedaan tekanan untuk tipe organisasi, jabatan fungsional, dan
tingkatan manajemen yang berbeda.
Fungsi-fungsi manajemen yang merupakan tanggung jawab para manajer publik :
Fungsi Manajemen Kebijakan
Dalam proses kebijakan, seorang manajer secara aktif terlibat
dalam penentuan program-program dan proyek yang diusulkan untuk
ditangani dalam tahun anggaran tertentu. Ia harus menyelenggarakan
rapat, memberikan pikiran dan sarannya kepada para analisis kebijakan
dan berpartisispasi dalam proses pemilihan alternatif terbaik. Terkadang
ia juga harus mengkoordinasikan usulan-usulan tersebut agar jangan
sampai tumpang tindih, saling meniadakan, atau melakukan tindakan ganda.
Fungsi Manajemen SDM
Stoner mengatakan bahwa human resource management adalah fungsi
manajemen yang berhubungan dengan rekrutmen, penempatan, pelatihan dan
pengembangan organisasi. Agar dapat mengelola aspek SDM dengan baik,
seorang manajer berfungsi sebagai leader yang handal. Maksudnya, seorang
manajer disamping memiliki managerial skills, juga memiliki leadership
skills. Leadership skills dapat diperoleh melalui proses belajar.
Fungsi Manajemen Keuangan
Pengelolaan keuangan merupakan tanggung jawab seorang
manajer meskipun dalam kenyataan ditangani oleh unit keuangan. Tugas
utama seorang manajer dalam bidang ini adalah bagaimana mencari dana,
merencanakan dan mengalokasikan sesuai dengan kebutuhan yang
ada, memanfaatkan secara optimal, dan mengendalikan penggunaannya sesuai
rencana.
Fungsi Manajemen Informasi
Sudah lama informasi dan data dipandang sebelah mata oleh
para birokrat di sektor publik, padahal semua keputusan seorang manajer,
baik mengenai perencanaan, budgeting, pengambilan
keputusan, pengembangan unit-unit organisasi, pengendalian dan
koordinasi, sangat membutuhkan data dan informasi. Bahkan jumlah dan
kualitas informasi pada saat ini merupakan kekuatan untuk bekerja sama
dengan pihak- pihak luar termasuk pengusaha pasar. Bila ingin memberikan
yang terbaik kepada masyarakat, kita harus memiliki informasi
tentang bagaimana data tentang pelayanan pada masa lampau, atau
bagaimana pelayanan serupa yang diberikan oleh organisasi-organisasi
lain.
Fungsi Manajemen Hubungan Luar
Tujuan mengelola hubungan tersebut adalah terbentuknya suatu
network atau jaringan. Kunjungan seorang birokrat ke desa-desa dalam
rangka memahami dan membaca berbagai permasalah yang dihadapi disana,
merupakan tugas penting yang harus menggantikan kecenderungan. Selama
ini para birokrat hanya tinggal dan bekerja dalam kantor sambil
mengadakan hubungan khusus dengan pemerintah pusat. Apabila tugas ini
dilaksanakan dengan baik, maka tugas manajer sangat efektif. Maka dari
itu, seorang manajer diharapkan merencanakan kegiatan kunjungan dan
mengartikulasikannya ke dalam usulan-usulan program, proyek atau
kegiatan.
KESIMPULAN
Jadi, Manajemen Publik adalah Manajemen instansi Pemerintah, yang
mana manajemen sendiri adalah proses pendayungan bahan baku dan sumber
daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen
publik tidak bisa lepas dari ke tujuh fungsi ini, yaitu planing,
organizing, staffing, coordinating, directing, reporting, budgeting.
Mengapa dikatakan demikian, karena apabila salah satu fungsi ini tidak
diikutsertakan dalam manajemen sebuah instansi. Maka dapat dipastikan,
sistem manajemen instansi tersebut tidak akan berjalan dengan baik,
karena semua fungsi ini sangat berkaitan satu sama lain.